backup og meta

Jerawat

PengertianGejalaPenyebabDiagnosisPengobatanPerawatan rumahan

Jerawat yang muncul tiba-tiba bisa bikin jengkel. Namun, jerawat tidak muncul tanpa sebab. Kondisi yang menyebabkan kulit berjerawat bisa berkaitan dengan kebersihan kulit, makanan yang dikonsumsi, hingga kondisi psikologis. Cari tahu jenis jerawat dan cara perawatan lengkapnya di bawah ini.

Jerawat

Apa itu jerawat?

Jerawat (acne) adalah peradangan kulit yang terjadi ketika ada penyumbatan folikel rambut yang bisa disebabkan oleh faktor hormonal, lingkungan, dan genetik.

Folikel sendiri adalah bagian yang menghubungkan pori-pori dengan kelenjar minyak (sebasea).

Kondisi yang dikenal sebagai acne vulgaris ini ada beberapa jenis, tergantung dengan penyebab dan tingkat keparahannya.

Jerawat tidak hanya muncul di wajah, melainkan juga bisa muncul pada pundak, punggung, dan dada. 

Apabila tidak ditangani dengan tepat, acne dapat menimbulkan bekas (bekas jerawat) yang bisa sulit dihilangkan.

Seberapa umum kondisi ini?

Jerawat adalah masalah kulit yang sangat umum terjadi pada setiap orang, mulai dari remaja hingga orang dewasa.

Namun, acne memang lebih umum dialami saat masa pubertas, setidaknya 80 – 85% remaja yang berusia 15 – 18 tahun mengalami masalah kulit berjerawat. 

Ini karena hormon seks pria (androgen) akan meningkat, baik pada pria maupun wanita, pada masa pubertas. Akibatnya, kelenjar sebasea pun memproduksi lebih banyak minyak.

Meski begitu, orang berusia 40 – 50 tahun pun juga dapat mengalami hal yang sama.

Tanda dan gejala jerawat

Kelebihan hormon androgen

Ada banyak jenis jerawat yang bisa muncul, mulai dari benjolan kecil yang tidak terasa nyeri, benjolan yang perih dan gatal, hingga yang berisi nanah.

Acne bisa muncul di mana saja di area tubuh Anda, tapi lebih sering muncul di daerah tempat kadar kelenjar sebasea Anda tinggi, meliputi:

  • wajah,
  • dada,
  • punggung, 
  • leher,
  • bibir, serta
  • vagina.

Berikut ini beberapa jenis jerawat dan ciri-ciri yang perlu Anda ketahui. 

  • Whiteheads (komedo putih): pori-pori tertutup yang terlihat seperti benjolan putih kecil.
  • Blackheads (komedo hitam): pori-pori terbuka yang terlihat seperti bintik hitam akibat oksidasi udara.
  • Papula: bintil merah kecil yang terasa nyeri.
  • Pustula: jerawat berisi nanah di ujungnya.
  • Nodul: benjolan padat, besar, dan terasa nyeri.
  • Jerawat kistik: pustula besar di bawah kulit yang menimbulkan rasa sakit.

Bila ada gejala yang tidak disebutkan dan Anda merasa khawatir, segera periksakan diri ke dokter atau ahli dermatologi. 

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda merasa cemas dengan kulit berjerawat yang semakin parah, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli dermatologi ketika mengalami hal-hal di bawah ini.

  • Kulit jerawatan parah secara tiba-tiba.
  • Jerawat semakin parah setelah mencoba produk skincare atau obat-obatan yang dijual bebas.
  • Ada banyak bekas acne yang sulit hilang dan terjadi perubahan warna kulit.

Sebenarnya, hampir semua kondisi kulit berjerawat dapat diobati. Baik dokter kulit maupun ahli dermatologi dapat membantu Anda mengobati, mencegah, dan mengurangi risiko bekas jerawat. 

Penyebab jerawat

Ada empat hal yang menyebabkan timbulnya jerawat di kulit, yaitu:

  • produksi minyak kulit (sebum) berlebih,
  • penumpukan sel kulit mati,
  • pori-pori atau folikel  tersumbat, dan
  • perkembangan bakteri.

Selain itu, hormon androgen berperan dalam pembentukan jerawat. Hormon adrogen bisa memengaruhi aktivitas kelenjar minyak sehingga meningkatkan produksi sebum, terutama pada remaja.

Hal inilah yang meningkatkan risiko penyumbatan folikel.

Kelenjar minyak yang terlalu aktif juga membuat sel kulit mati menempel pada pori-pori dan terperangkap di dalamnya. 

Pori-pori atau folikel yang tersumbat bisa menjadi lingkungan yang mendukung untuk berkembangnya bakteri penyebab jerawat. Nah, infeksi bakteri ini akan memicu peradangan sehingga muncullah jerawat.

Nah, ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab kondisi terbentuknya jerawat tersebut.

1. Perubahan hormon

Perubahan hormon yang terjadi saat pubertas, menstruasi, hamil, kondisi medis seperti PCOS, atau dari efek konsumsi obat-obatan, seperti pil KB, kortikosteroid, atau lithium, dapat memicu kulit berjerawat. 

Ini karena kadar hormon androgen yang tidak seimbang membuat kulit menghasilkan lebih banyak sebum yang memungkinkan penyumbatan folikel dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk bakteri.

2. Genetik

Jika salah satu atau kedua orangtua mengalami masalah kulit berjerawat, Anda mungkin juga berisiko mengalami masalah yang sama.  

Warisan gen tertentu, misalnya gen TNF (tumor necrosis factor) dan resistin, bisa membuat seseorang lebih rentan mengalami kulit berjerawat atau gejala acne yang parah.

3. Memiliki tipe kulit berminyak

Orang dengan tipe kulit berminyak atau kombinasi cenderung lebih sering mengalami masalah kulit berjerawat dibandingkan orang dengan tipe kulit kering.

Tingginya kadar minyak kulit memang lebih mudah membuat pori-pori tersumbat. Risiko munculnya acne bisa semakin besar ketika memakai losion dan krim dengan kandungan minyak yang tinggi.

5. Stres

Kondisi psikologis seperti stres tidak menyebabkan jerawat secara langsung, tapi bisa berkontribusi terhadap kondisi yang membungkinkan jerawat terbentuk.

Menurut American Academy of Dermatology, stres membuat tubuh melepaskan lebih banyak hormon androgen yang memengaruhi produksi minyak kulit.

Hal ini tidak hanya bisa meningkatkan risiko penyumbatan pori-pori yang menyebabkan acne, tapi juga memperparah gejala kulit berjerawat.

6. Tidak menjaga kebersihan kulit

Jarang membersihkan kulit bisa menyebabkan penumpukan keringat, kotoran, dan sel kulit mati yang bisa menyumbat pori-pori.

Kebiasaan buruk ini juga meningkatkan risiko berkembangnya bakteri pemicu acne di kulit ataupun memperparah gejalanya.

7. Makanan tertentu

Ada beberapa makanan yang memicu jerawat untuk sebagian orang, misalnya produk susu, cokelat, makanan tinggi karbohidrat atau tepung, dan makanan tinggi lemak.

Sama seperti stres, konsumsi makanan tertentu bukanlah penyebab langsung kulit berjerawat. Efek konsumsi makanan ini juga tergantung pada tubuh masing-masing.

Beberapa dari Anda mungkin lebih sensitif terhadap makanan tertentu, tetapi ada juga yang tidak. 

Diagnosis jerawat

Dokter spesialis kulit atau dermatologis bisa melakukan beberapa pemeriksaan untuk kulit berjerawat.

Pertama-tama, dokter akan menanyakan riwayat masalah kulit ini, apakah ada keluhan lain yang Anda alami, dan gaya hidup Anda sehari-hari, termasuk makanan yang sering dikonsumsi.

Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan jenis lesi dan tingkat keparahannya, apakah termasuk komedo, pustula, nodul, atau kistik dengan gejala ringan, sedang, atau berat.

Pemeriksaan penunjang, misalnya tes laboratorium atau USG, mungkin dilakukan untuk memastikan masalah kulit disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti PCOS.

Pengobatan jerawat

obat jerawat di apotik

Setelah mendiagnosis, dokter akan menentukan pengobatan yang tepat untuk mengatasi kondisi kulit berjerawat yang Anda alami.

Ada berbagai macam pengobatan yang mungkin ditawarkan dokter, mulai dari penggunaan obat oles hingga prosedur medis. Jenis-jenisnya meliputi penjelasan berikut.

  • Retinoid untuk mencegah penyumbatan folikel rambut.
  • Antibiotik jerawat yang membantu memperlambat pertumbuhan bakteri dan mengurangi peradangan.
  • Benzoil peroksida untuk membunuh bakteri penyebab kulit berjerawat.
  • Azelaic acid melawan pertumbuhan bakteri di kulit.
  • Asam salisilat, untuk mencegah penyumbatan folikel rambut dan membantu menghilangkan komedo.
  • Dapson yang dianjurkan untuk wanita yang mengalami peradangan akibat acne vulgaris.
  • Agen antiandrogen yang digunakan ketika antibiotik tidak efektif dan berfungsi menghalangi efek hormon androgen pada kelenjar minyak.
  • Isotretinoin biasa digunakan untuk orang dengan jerawat parah, tetapi memiliki efek samping yang serius.
  • Laser dan terapi fotodinamik yaitu prosedur dengan bantuan laser untuk mengurangi produksi minyak dan bakteri.
  • Dermabrasi untuk menghilangkan lapisan atas kulit agar sel kulit mati terangkat.
  • Chemical peeling yang membantu memperbaiki bekas jerawat yang tidak begitu parah.
  • Suntik jerawat yang dianjurkan untuk jerawat nodul agar peradangan berkurang dan mempercepat penyembuhan.

Mitos menghilangkan jerawat

Salah satu mitos yang perlu diluruskan adalah menggosok kulit (scrubbing) berjerawat. Cara ini dapat memperburuk kondisi jerawat. Alih-alih cepat sembuh, lapisan kulit terluar (epidermis) bisa rusak sehingga kulit mudah kering dan rentan terinfeksi bakteri.

Perawatan jerawat di rumah

Selain pengobatan dari dokter, ada beberapa gaya hidup yang perlu diperhatikan dalam perawatan kulit berjerawat.

  • Rajin mencuci muka, maksimal dua kali sehari menggunakan sabun pencuci wajah yang lembut.
  • Hindari produk-produk perawatan yang dapat mengiritasi kulit, seperti: scrub wajah, yang tinggi alkohol, dan terdapat kandungan astringen.
  • Pilih produk non-comedogenic dan non-acnegenic karena tidak menyumbat pori.
  • Tidak menyentuh wajah dengan tangan yang kotor.
  • Batasi paparan kulit terhadap sinar matahari. Sinar UV dapat memicu munculnya bekas jerawat hitam dan memperlambat proses penyembuhan.
  • Gunakan produk tabir surya setiap pergi ke luar rumah di siang hari. Bila memungkinkan, pilih tabir surya berbahan gel yang tidak menyumbat pori.
  • Perhatikan pola makan. Cobalah memperbanyak asupan sayur dan buah yang kaya akan vitamin dan mineral. Kurangi juga makanan tinggi karena dapat memicu peradangan.

Meski sulit untuk mengendalikan beberapa penyebabnya, Anda tetap bisa mencegah jerawat dengan perawatan kulit yang benar dan gaya hidup yang lebih sehat.

Cara ini juga efektif mengurangi tingkat keparahan gejala dan menghilangkan bekas acne. Kuncinya ada pada menjaga kebersihan, kelembapan kulit, dan keseimbangan hormon.

Kesimpulan

  • Jerawat disebut juga acne adalah masalah peradangan kulit akibat penyumbatan pori-pori yang penyebabnya berkaitan dengan faktor hormonal, lingkungan, dan genetik.
  • Ada beberapa jenis jerawat yang bisa muncul di wajah atau bagian tubuh lainnya, yaitu komedo, papula, pustula, nodul, dan kistik.
  • Cara mengatasi kulit berjerawat dilakukan dengan kombinasi pengobatan medis, perawatan kulit yang tepat, dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is acne. (2023). National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Retrieved 6 October 2025, from https://www.niams.nih.gov/health-topics/acne

American Academy of Dermatology. (2025). Adult acne. Retrieved 6 October 2025, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/really-acne/adult-acne

Acne: tips for managing. (n.a). American Academy of Dermatology. Retrieved 6 October 2025, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/skin-care/tips

Li, Y., Hu, X., Dong, G., Wang, X., & Liu, T. (2024). Acne treatment: research progress and new perspectives. Frontiers in Medicine, 11, Article 1425675. https://doi.org/10.3389/fmed.2024.1425675

Acne – diagnosis and treatment. (2024). Mayo Clinic. Retrieved 6 October 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048 

Acne. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved 6 October 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12233-acne 

University of Rochester Medical Center. (2025). Acne. Health Encyclopedia. The StayWell Company, LLC. Retrieved October 6, 2025, from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content?contenttypeid=85&contentid=p00254urmc.rochester

Diagnosing Acne. (n.d). NYU Langone Health. Retrieved 6 October 2025, from https://nyulangone.org/conditions/acne/diagnosis 

Versi Terbaru

06/10/2025

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Pola Makan untuk Atasi Jerawat, Ini Anjuran dan Pantangannya

Rekomendasi Masker Toko dan Masker Alami Buatan untuk Jerawat


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Nabila Azmi · Diperbarui 06/10/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan